Rabu, 19 September 2012

Minyak Masoyi (Massoia Aromatica Becc.)

Tanaman yang juga memiliki sinonim Cryptocarya Massoy (Oken) Kosterm ini merupakan anggota famili Lauraceae. Di Indonesia tanaman masoyi paling banyak ditemui di dataran rendah di Maluku dan Papua. Tanaman ini berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 5– 15 M. Batangnya tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, berwarna coklat. Daunnya tunggal, tersebar, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 5–10 Cm, lebar 3–6 Cm, tangkai pendek berwarna hijau.

Bunganya majemuk, bentuk malai, dan tumbuh di ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk cawan, ujung bercangap dan kecil. Benang sari banyak dan halus. Sementara itu kepala putik hanya 2–3 helai. Mahkota lepas, ujung melengkung ke dalam berwarna putih. Buahnya buni, bulat telur, panjangnya 5–8 mm, ketika masih muda berwarna hijau dan setelah tua berubah warnanya menjadi ungu. Bijinya bulat telur, keras, berwarna putih. Akarnya tunggang dan berwarna kuning kotor.

Minyak masoyi atau oleum masoyi diperoleh dengan cara menyuling kulit batang tanaman ini. Selain mengandung minyak asiri, kulit batang M. aromatica juga mengandung flavonoid dan polifenol. Minyak masoyi sudah banyak digunakan dalam dunia obat-obatan.

Secara tradisional minyak masoyi digunakan untuk mengobati keputihan, kejang perut, nyeri pada tulang, urus-urus, penurun panas dan sebagai jamu pasca persalinan. Minyak masoyi yang asli terlalu panas sehingga dalam penggunaannya harus dicampur dengan minyak lainnya yang sifatnya dingin untuk meredam panas dari minyak masoyi. Penelitian ilmiah mengenai khasiat minyak masoyi untuk pengobatan hingga kini belum banyak dilakukan. dengan demikian mekanisme yang melandasi khasiat minyak masoyi dalam pengobatan modern belum diketahui secara pasti.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...